Teknik Cara Menulis Cerpen Yang Baik Dan Benar Serta Contohnya
Setelah sebelumnya membahas mengenai cara menulis novel, kali ini membahas teknik cara atau langkah-langkah menulis cerpen yang baik dan benar serta berkualitas dilengkapi dengan contohnya. Artikel ini cocok untuk penulis yang mengikuti lomba atau yang sedang berkompetisi secara online. Langsung saja simak di bawah ini.
Langkah-Langkah Menulis Cerpen dan Contohnya
Sebelum mengetahui bagaimana menulis cerpen yang baik dan benar Anda harus benar-benar mengerti pengertian cerpen. Apa itu Cerpen? Cerpen singkatan dari cerita pendek adalah jenis karya sastra fiksi yang berbentuk naratif cenderung singkat dan langsung pada tujuannya. Tidak seperti novel yang membutuhkan waktu untuk mnyelesaikan sebuah buku, cerpen bisa dibaca habis sekali duduk.
Cara Menulis Cerpen
Sebenarnya menulis cerpen sama halnya dengan menulis novel yang membedakan adalah cerpen lebih singkat dan cenderung tidak membutuhkan konflik yang berbelit-belit. Berikut teknik menulis cerpen yang berkualitas:
1. Menentukan Tema
Sepertinya halnya karya sastra lain, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tema. Tentu hal ini tidak asing lagi bukan. Mengapa harus tema? Karena tema merupakan ide atau pokok pikiran tentang isi yang ditulis. Seperti tema percintaan, remaja petualang, dan lain-lain.
2. Tentukan alur/kerangka jalan cerita
Setelah menentukan tema, pikirkan alur cerita cerpen yang akan Anda tulis. Bagaimana isi dari cerpen Anda, peristiwa-peristiwa yang ada di sana, pikirkan jalan ceritanya secara utuh yang mencakup masalah utama dalam cerpen lalu bagaimana Anda memulai sampai mengakhiri cerita yang ditulis. Masalah dari konfliks menuju klimaks. Yang harus diperhatikan adalah cerpen harus ditulis satu pokok permasalahan saja.
3. Tentukan unsur intrinsik cerpen
Tidak hanya menentukan alur saja, unsur-unsur lain juga harus diperhatikan agar cerpen yang dibuat menjadi satu karangan utuh dan berkualitas. Unsur cerpen merupakan bagian pembangun dalam cerpen yang meliputi latar, tokoh, watak, sudut pandang, amanat.
- Tentukanlah tempat/latar yang ada dalam cerpen. Misal sekolah, kampus, kantor dan lainnya.
- Siapa tokoh yang berperan dalam cerita juga watak yang dimiliki merupakan hal yang penting dalam menulis cerita
- Sudut pandang. sudut pandang dibdakan menadi 2 yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga lebih lengkapnya silahkan kunjungi di sini
- Tulisan yang baik mengandung amanat dalam ceritanya. Nilai moral yang disampaikan secara implisit atau eksplisit.
4. Tentukan judul
Judul adalah lukisan atau gambaran singkat yang mencakup cerita. Tentu saja Anda pasti sudah mengetahui apa itu judul bukan. Buatlah judul yang singkat jelas dan menarik sehingga pembaca akan tertarik membaca cerpen Anda.
5. Mulailah menulis
Karena semua ide dan unsur sudah ditentukan langkah selanjutnya adalah mulai menulis. Kesalahan penulis pada umumnya adalah terlalu banyak mengedit naskah, padahal itu tentu akan membutuhkan waktu lama. Ketika menulis, menulislah dengan cepat dan mengalir.
6. Revisi tulisan
Setelah selesai menulis, edit dan baca ulang cerpen tersebut untuk menghindari kesalahan ejaan atau penggunaan kata yang tidak pas.
Contoh Cerpen
Satu Pelukan Terakhir
Cahaya matahari mulai menghilang, hawa di sekitar taman perlahan-lahan terasa dingin di kulit. Carollina via anggelin kerap disapa dengan nama Via itu menyeka ujung hidungnya yang beringus lalu beranjak pergi setelah menikmati siklus alam tadi. Langkahnya terasa berat, tubuhnya seperti memikul batu berukuran besar, napasnya masih naik turun lalu berhenti sejenak ingin menelpon seseorang. Via menarik napas dalam-dalam berusaha menetralkan emosinya.
"Hallo." Bibirnya bergetar mengucapkan satu kata itu.
"Via? Lama nggak ketemu ya. Jadi kangen, yuk ketemuan." Nada antusias Azraf membuat Via kembali merasa sedih.
"Aku memang ingin bertemu denganmu. Besok datanglah ke rumahku ada yang ingin ku sampaikan."
"Eum, oke. Besok aku usahakan untuk mengambil cuti."
"Terimakasih Azraf."
"Jangan berterimakasih aku kekasihmu 'kan?"
"Baiklah aku tutup teleponnya." Via menarik nafas panjang. Besok adalah hari yang berat di mana ia harus menjelaskan sesuatu dan merelakan seseorang. Seseorang yang selama ini menjadi warna dalam gelapnya.
---------
Via mengamati adik tirinya, Nira yang sedari tadi terus menangis sambil memegang baju pengantin yang telah ia sobek-sobek sendiri. Mereka sebelumnya tidak saling kenal.
Saat Via berumur satu tahun orangtuanya bercerai sehingga dia harus tinggal bersama papanya. Mama kandungnya menikah dengan orang lain dan lahirlah Nira.
Sebulan yang lalu orangtua kandung Nira kecelakaan pesawat sehingga Nira harus tinggal bersama Via dan keluarganya. Jam menunjukan pukul satu siang sebentar lagi Azraf akan datang dan ia harus merelakan kekasihnya, Via percaya cinta adalah sesuatu yang indah. Dan keindahan itu tidak akan abadi.
Tingtong
Semuanya akan dimulai hari ini hidup Via akan berubah 180 derajat. Namun, inilah yang ia pilih, inilah yang ia inginkan. "Hai,"sapa Azraf disertai dengan lesung di pipinya menambahkan kesan menawan. Seperti biasa Azraf membawa bunga mawar putih untuknya. Cantik sekali. Via hanya bisa mengangguk dan mempersilahkan Azraf untuk duduk di sofa."Akhir-akhir ini sudah banyak masalah yang datang, ayo kita pergi ke Dufan, tempat pertama kita jadian. Mengenangnya pasti akan seru." Azraf memegang tangan Via lembut yang membuatnya menggigit bibirnya.
"Bagaimana bisa aku bersenang-senang sementara Nira Disini tidak baik-baik saja."Azraf menghela nafas, "Kita ajak Nira bersama."
"Aku yakin dia tidak mau. Setelah ku pikir hanya ada satu cara agar Nira kembali bahagia. Dan itu membutuhkan bantuanmu." Kali ini tangan Nira menyentuh tangan kekasihnya itu.
"Baiklah apa yang harus aku lakukan?"
"Kamu harus berjanji akan melakukannya."
"Oke, cepat katakan!"
Via membuang mukanya lalu memejamkan matanya sebentar, ia harus menghadapi kenyataan ini setelah berpikir panjang, keselamatan Nira lah yang paling penting. "Menikahlah dengannya. "Ucapan Via membuat Azraf melotot,"Bicara apa tadi kamu? Coba ulangi sekali lagi!"Via meremas jarinya mendengar Azraf berkata dengan intonasi tinggi. Selama ia berpacaran dengan Azraf sangat jarang Azraf membentaknya.
"Me-menikahlah dengan Nira." Azraf mengernyitkan dahinya, "Kamu gila? Kamu jelas-jelas tahu aku mencintaimu. Di mana akal sehat kamu Via. AKU TIDAK MAU." Via terisak pelan, "Aku juga tidak mau tapi aku harus. Menikahlah dengannya maka hidupnya akan bahagia, aku tidak suka melihat Nira terus-terusan bersedih." Azraf baru menyadari ada sembab di mata Via yang sama sekali tidak mengurangi betapa cantik wajahnya itu.
Satu kesadaran muncul di benak Azraf, Via dan keluarganya sungguh terguncang karena kejadian itu."Bagaimana aku dan Nira menikah sedangkan tidak ada ikatan cinta di antara kita?"Via menggeleng lemah, "Aku baru menyadari bahwa Nira mencintaimu saat aku tidak sengaja membuka buku hariannya. Kamu tahu apa yang kubaca?"
Azraf menelan ludahnya lalu menggeleng, matanya menatap lekat pada gadis di depannya."Dia sudah sangat lama mencintaimu bahkan ketika aku belum mengenal dirimu. Fakta bahwa Nira menerima perjodohan Mario adalah bukti dari kasih sayangnya padaku. Dia rela ingin menikah dengan Mario demi menghapus perasaannya."
"A-aku tidak tahu itu semua. Aku hanya mencintaimu tolong jangan terlalu memaksa."
"Aku belum selesai berbicara. Bagaimana kamu tidak mengasihani Nira dia sudah kehilangan mama papanya dan dia juga sudah mulai mencintai Mario tapi, takdir tuhan tidak memihaknya Mario meninggal akibat terjebak dalam sebuah kerumunan tawuran. Bagaimana perasaanya? Dia pasti sangat sedih. Aku yakin dia masih mencintaimu. Menikahlah dengannya. Aku mohon." Selanjutnya Via hanya bisa menangis memeluk Azraf. Hening cukup lama hanya ada suara tangis Via yang masih terdengar."Apa itu membuatmu bahagia?"tanya Azraf. Dan Via mengangguk lemah.
"Bagaimana aku akan menikahi Nira jika ada namamu di hatiku?"tanya Azraf.
"Cinta tidak harus memiliki Azraf, karena cinta bukanlah obsesi ia murni. Cinta akan datang seiring berjalannya waktu."
"Bagaimana kalau cinta itu tidak datang?"
"Maka yang harus kamu lakukan adalah mencoba menyayanginya,"ucap Via. Tangisnya sudah reda hanya sembab di matanya tambah membesar. Sekali lagi itu tidak mengurangi kecantikannya.
"Bagaimana denganmu? Perasaanmu? Apa kamu tidak akan hancur?"
Via tersenyum tulus, "Aku sudah diterima disalah satu universitas di negara Inggris. Aku akan pindah kesana untuk sementara. Lagi pula mencintai tidak harus memiliki."
Azraf merasa dadanya sesak, "Aku mau minta sesuatu sebelum kamu pergi."
"Apa?"
"Satu pelukan terakhir."
Dan itu membuat Via tersenyum lalu memeluk Azraf. Bagi Azraf apapun yang membuat Via bahagia akan ia lakukan sekalipun perasannya sendiri.
"Apa Nira setuju?"
"Dia sudah setuju,"jawab Via. Untuk pertama kalinya Via melihat Azraf menangis.
Nah, setelah membaca artikel Teknik Cara Menulis Cerpen yang baik dan benar serta contohnya pasti udah paham dong apa yang harus dilakukan sebelum menulis novel. Jika belum paham silahkan bertanya di komentar.
Posting Komentar untuk "Teknik Cara Menulis Cerpen Yang Baik Dan Benar Serta Contohnya"